Komika Pardede Terjerat Kasus Narkoba Jenis Sabu, Lalu Apa Dampak Dan Efeknya Sabu Pada Tubuh?
Jakarta - Komika Reza Pardede alias Coki Pardede terjerat kasus narkoba jenis sabu. Sabu banyak dikonsumsi public figure, lantas seperti apa efek sabu itu? Sabu adalah jenis narkotika yang banyak dipakai oleh para public figure seperti artis.
Salah satunya yang belum lama ini, kasus kepemilikan sabu yang menjerat komika Coki Pardede yang ditangkap di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Rabu (1/9/2021). Menurut Kasatres Narkoba Polres Metro Tangerang Kota AKBP Pratomo Widodo menyatakan berdasarkan hasil tes urin Coki positif amfetamin alias sabu.
Komika ditangkap karena kasus kepemilikan narkoba, bukan kali ini
terjadi. Kebanyakan mereka mengkonsumsi sabu untuk meningkatkan rasa
percaya diri. Seperti diberitakan, 31 Agustus 2019 lalu, Dokter Adiksi
dari Institute of Mental Wellness Addiction and Neuroscience (IMAN)
Jakarta, Hari Nugroho mengatakan bahwa rasa kurang percaya diri memang
bisa menjadi faktor seseorang untuk menggunakan sabu.
Namun, benarkah konsumsi sabu yang dilakukan komika Coki Pardede bisa
meningkatkan rasa percaya diri, dan apa saja efek sabu pada tubuh?
Dengan menggunakan sabu, mereka merasa dapat mengatasi berbagai
permasalahan mereka dengan lebih baik.
Narkotika sabu atau metafetamin yang berbentuk kristal memang dapat memengaruhi kinerja otak. Zat tersebut dapat merangsang keluarnya dopamin dan memblokir carrier re-uptake antar sel saraf.
Selanjutnya, dopamine akan beredar dalam tubuh dan meningkat hingga ribuan kali di atas batas typical. Dopamin adalah hormon bahagia, yang merupakan hormon yang dikeluarkan tubuh saat melakukan hobi, aktivitas seksual, makan dan hal-hal yang menyenangkan lainnya.
Berdasarkan pemeriksaan Coki Pardede positif mengonsumsi sabu.
Saat dikonsumsi, efek sabu dapat merangsang hormon dopamine, yang mana
hormon ini juga terlibat dalam sistem penghargaan, motivasi, memori dan
atensi.
Jika dikonsumsi dalam jangka pendek, sabu dapat membuat pemakainya
merasa lebih segar, karena zat ini memiliki sifat stimulan yang
terkandung di dalamnya. Namun, sabu akan dapat memengaruhi aktivitas
fisik, tekanan darah, denyut jantung, suhu badan dan kecepatan napas
meningkat, sedangkan nafsu juga turut berkurang.
Efek sabu jangka panjang
Jika dalam jangka pendek sabu dapat merangsang hormon bahagia, namun narkotika ini memiliki efek samping buruk bagi tubuh dalam jangka panjang. Efek sabu pada tubuh jika dikonsumsi jangka panjang, dapat menyebabkan dampak serius pada fisik dan mental pemakainya.
Sebab, sabu
dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan yang tinggi karena
membuat dopamine yang dihasilnya meningkat drastis. Menurut Hari, salah
satu efek fisik dari konsumsi sabu adalah timbulnya gangguan pada gigi
dan gusi yang disebut meth mouth.
Zat metafetamin juga dapat mengganggu fungsi eksekutif pada otak,
sehingga proses penilaian dan pengambilan keputusan menjadi terganggu.
Kondisi ini akan meningkatkan risiko pemakai sabu untuk melakukan
hal-hal berbahaya, seperti bergantian menggunakan jarum suntik.
Selain itu, efek samping sabu yang lain, yakni dapat meningkatkan dorongan seksual. Apabila digabungkan dengan gangguan proses penilaian dan pengambilan keputusan, maka dapat menyebabkan penggunanya lebih mungkin melakukan perilaku seksual berisiko, sehingga mereka rentan terkena penyakit menular seksual, HIV/AIDS serta hepatitis B dan C.
Sifat zat adiksi pada sabu juga akan mengganggu kesehatan mental, karena menyebabkan berbagai gangguan jiwa. Antara existed seperti gangguan tidur, perilaku kekekrasan, halusinasi, cemas yang berlebihan hingga paranoia. Ditangkapnya Coki Pardede atas kasus kepemilikan sabu, menambah lagi daftar artis atau somebody yang terjerat kasus narkoba.
Komentar
Posting Komentar