Para Astronom Melihat Bintang Raksasa Merah Meledak Setelah Diamati Selama 130 Hari
Jakarta - Para astronom menyaksikan bintang raksasa merah yang diberi nama SN 2020tlf meledak secara actual time untuk pertama kali. Bintang raksasa meledak dalam supernova yang berapi-api, bahkan lebih eksplosif daripada yang diperkirakan para peneliti.
Para ilmuwan mulai mengamati bintang raksasa merah yang terletak 120 juta tahun cahaya, lebih dari 130 hari sebelum keruntuhannya. Para peneliti melihat bintang meletus dengan kilatan cahaya terang saat gumpalan besar gas meledak keluar dari permukaan bintang.
"Untuk pertama kalinya, kami menyaksikan bintang very raksasa merah meledak! Ini adalah terobosan dalam pemahaman kami tentang apa yang dilakukan bintang masif beberapa saat sebelum mereka mati,"kata Wynn Jacobson-Galán, peneliti dari University of California, Berkeley dari livescience, Selasa (11/1/2022).
Dalam
Jurnal Astrofisika yang terbit 6 Januari 2022, kembang api yang datang
sebelum ledakan bintang merupakan kejutan besar. Sebab, pengamatan
sebelumnya tentang bintang supergiants merah yang akan meledakkan
puncaknya tidak menunjukkan jejak emisi kekerasan.
"Kami belum pernah mengkonfirmasi aktivitas kekerasan seperti itu di
bintang incredibly raksasa merah yang sekarat. Kami melihatnya
menghasilkan emisi bercahaya seperti itu, kemudian runtuh dan terbakar,
sampai sekarang,"tambah Raffaella Margutti, ahli astrofisika di UC
Berkeley.
Supergiants merah adalah bintang terbesar di alam semesta
dalam hal quantity, ukurannya mencapai ratusan atau terkadang lebih dari
seribu kali radius matahari. Seperti matahari, bintang-bintang masif
ini menghasilkan energi melalui fusi nuklir unsur-unsur di intinya.
Namun, karena ukurannya yang sangat besar, bintang raksasa merah dapat
membentuk elemen yang jauh lebih berat daripada hidrogen dan helium yang
dibakar matahari.
Saat supergiants membakar elemen yang lebih masif, intinya menjadi lebih panas dan lebih bertekanan. Pada akhirnya, pada saat mulai menggabungkan besi dan nikel, bintang-bintang ini kehabisan energi.
Kemudian inti bintang runtuh dan mengeluarkan atmosfer luar yang mengandung gas ke angkasa dalam ledakan supernova tipe II yang dahsyat.
Para ilmuwan telah mengamati supergiant merah sebelum menjadi supernova
menggunakan dua teleskop di Hawaii, yaitu teleskop Pan-STARRS1 Institut
Astronomi Universitas Hawaii dan Observatorium WM Keck di Mauna Kea.
Mereka telah mempelajari akibat dari ledakan kosmik ini, namun belum
pernah melihat keseluruhan proses itu terjadi secara live sampai
sekarang. Para peneliti memantau bintang yang rewel itu selama 130 hari,
sampai akhirnya bintang itu meledak.
Komentar
Posting Komentar